Inilah Tampang Bejat RM Pria Mabuk Di Angkinang, Hendak Wik-Wik Paksa Dan Aniaya Guru Asal Tanah Laut

Tersangka RM Pria Mabok Yang Hendak Perkosa Dan Aniaya Sampai Korban ST Mengalami 13 Mata Luka Tusuk Dan Sekarang Dalam Keadaan Trauma

Kalimantan24.com - Polisi berhasil menangkap pria mabuk berinisial RM (23) di Hulu Sungai Selatan (HSS), Kalimantan Selatan (Kalsel) yang hendak memperkosa guru Sekolah Dasar (SD) inisial ST (25). Pelaku ditangkap tak lama setelah menikam korban hingga 15 kali.

Dalam foto yang di Peroleh Media ini, tampak pelaku mengenakan kemeja lengan pendek berwarna abu-abu. Pelaku terlihat memiliki rambut yang tebal berwarna hitam.

Terlihat pelaku memiliki tahi lalat di dagu. Dalam foto yang dirilis polisi tangan pelaku terikat ke belakang dan menatap kamera.

Kapolsek Angkinang Ipda Saiful Fakri mengatakan pelaku ditangkap di Desa Angkinang, Kecamatan Angkinang, HSS pada Rabu (12/4) sekitar pukul 02.00 Wita. Dia mengatakan pelaku ditangkap tak lama setelah kejadian.

"Tersangka inikan lari. Setelah identitasnya diketahui, anggota menyebar di sekitar TKP, pada pukul 02.00 pelaku ditangkap di jalan," terangnya.

Saiful mengatakan pelaku dan korban sebenarnya bertetangga. Pelaku kemudian memanfaatkan situasi saat korban sendiri di rumah.

"Mereka tetangga. Pelaku diamankan malam itu juga," ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, guru SD berinisial ST di Hulu Sungai Selatan (HSS) nyaris menjadi korban percobaan Wik-Wik paksa atau pemerkosaan pemuda mabuk berinisial RM. Pelaku mengancam korban pakai pisau.

Peristiwa itu terjadi di rumah korban di Desa Angkinang, Kecamatan Angkinang, HSS pada Selasa (11/4) sekitar pukul 23.45 Wita. Pelaku masuk ke rumah korban melalui pintu belakang.

"Pelaku masuk rumah dari pintu belakang rumah korban dengan cara mencongkel kunci. Dan langsung masuk ke kamar korban," terangnya.

Pelaku kemudian naik ke ranjang dan mengancam korban menggunakan pisau agar keinginannya dituruti. Namun pelaku melawan dan lari ke kamar mandi.

"Pelaku langsung naik di ranjang dan mengancam korban dengan pisau sedangkan korban tetap melawan dan langsung lari ke kamar mandi," ujarnya.

Selanjutnya pelaku menganiaya korban di kamar mandi menggunakan pisau karena kesal korban tak mau diajak berhubungan badan. Saat itu pelaku diduga dalam keadaan mabuk.

"Di WC tersebutlah korban kemudian dianiaya karena tidak mau diajak berhubungan. Mungkin tersangka dalam keadaan mabuk," kata Saiful.

Korban kembali melakukan perlawanan bahkan merebut pisau pelaku meski menderita sejumlah luka. Korban kemudian berhasil kabur dan lari ke rumah keluarganya.

"Korban sempat merebut pisau tersangka dan korban langsung lari ke rumah keluarganya. Akibatnya korban mengalami 15 luka tusukan berdasarkan pemeriksaan di rumah sakit," ungkap Saiful.

KONDISI KORBAN ST TERKINI

Korban masih mengalami trauma psikologis, akibat perbuatan tersangka pelaku Ramlianor/RM (23), warga setempat, Selasa (11/4/2023) sekitar pukul 23.45 Wita. 

Menurut HJ Sriwati  Kepsek tempat korban ST mengajar, Rabu kemarin, dia dan rekan-rekannya sesama guru telah membesuk korban.

“Sebelum kami membesuk, korban memohon lewat WA agar bapak-bapak di sekolah jangan membesuk dia. Sebab dia masih trauma melihat wajah laki-laki. Jadi kami guru perempuan saja yang menengoknya di rumah sakit,” Ungkapnya Kepada Awak media (13/4/2023)

Korban adalah guru Agama Islam di salah satu sekolah di Angkinang, Kabupaten HSS, Kalimantan Selatan (Kalsel). Yang  berasal dari Tanah Laut.

“Korban orang baik. Perilakunya sangat terpuji. Bahkan menjadi penyemangat berkembangnya sekolah kami,” tutur Sriwati.

Korban mulai bertugas mengajar di sekolah yang dipimpinnya itu sejak Agustus 2020.

DIa salah satu guru yang sangat kreatif dan disenangi murid-muridnya.

“Kami para guru di sekolah kami sangat menyayangi dia,”ungkap Kepsek.

Sebagai Kepsek, Sriwatipun mengatakan takut kehilangan guru sebaik korban yang masih bertatus single tersebut.

“Saya terus kepikiran jika korban minta mutasi, kami akan kehilangan. Semoga orangtuanya saja yang pindah ke sini,” harap Sriwati.

Diapun memaklumi kondisi korban yang menyimpan trauma mendalam atas kejadian tersebut.(Red)
Lebih baru Lebih lama