Inilah Di Duga Biang Kerok Meroketnya Harga Telur Di Pasaran, IKAPPI : Pemerintah Harus Ambil Tindakan

Editor  : Redaksi K24

Kalimantan24.com - Kenaikan harga telur yang bikin masyarakat dan pedagang menjerit di duga di sebabkan dua faktor, yakni produksi dan distribusi.

Hal ini di sampaikan oleh Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (DPP IKAPPI) melalui Sekretaris jenderal DPP IKAPPI Reynaldi Sarijowan, dalam keterangan resminya, Kamis (18/5/2023)

Reynaldi Sarijowan menjelaskan 2 faktor penyebab meroketnya harga telur tersebut ,

"Faktor Pertama ialah faktor produksi berkaitan dengan harga pakan yang tinggi. Dan Faktor Kedua adalah proses distribusi yang tidak sesuai dengan kebiasaan yang biasanya didistribusikan ke pasar," katanya dikutip dari CNN Indonesia.

Menurut Reynaldi, banyak pihak yang melakukan pendistribusian atau permintaan di luar pasar. 

Tindakan ini menyebabkan supply dan demand di pasar terganggu, serta membuat harga telur terus meroket.

DPP IKAPPI mencatat terdapat beberapa permintaan yang cukup tinggi di sejumlah instansi, lembaga, elemen atau individu. 

Permintaan tersebut mengganggu arus pasok di pasar. Namun, mereka tak merinci lembaga atau instansi mana yang kerap meminta pengiriman telur di luar pasar.

Reynaldi lantas berharap pemerintah segera mengambil tindakan untuk mengantisipasi kenaikan harga.

"Kami berharap agar pemerintah dapat melakukan upaya dan antisipasi agar kenaikan harga telur tidak terus naik," pungkasnya.

Harga telur menjadi sorotan karena mengalami kenaikan. Pada 15 Mei, rata-rata harga telur ayam ras Rp30.923,- per kg atau naik Rp214,- dari hari sebelumnya.

Di sejumlah pasar di Jakarta harga telur berkisar Rp28.000,- hingga Rp34.000,- per kg. Juga di seluruh pasar di Indonesia, Untuk Harga termahal terpantau terjadi di Papua, yakni Rp38.700,- per kg.



Lebih baru Lebih lama