Jemaah Haji Terlantar Di Mina, Kemenag Protes Keras Pada Mashariq Perusahaan Pelayanan Haji Di Mekkah

Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag Hilman Latief
Kalimantan24.com-Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag Hilman Latief meminta Mashariq untuk bertanggung jawab atas terlantarnya jemaah haji Indonesia di Muzdalifah dan Mina.

Untuk diketahui, Mashariq adalah Motawifs Pilgrims for South-East Asia Countries Company  atau Perusahaan untuk pelayanan haji dan umrah yang bermarkas di Mekkah.

Mashariq dipercaya untuk memberikan pelayanan jemaah haji asal Indonesia setelah menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (Amphuri) untuk jemaah haji khusus 1444 H/2023 M.

Hal ini di sampaikan Hilman Latief di mina arab saudi seperti di kutip media ini dari Situs Kemenag, Kamis, 29 Juni 2023.

Ia sangat menyesalkan kelambanan Mashariq dalam menyiapkan layanan jemaah haji yang membuat jemaah telambat makan, tak bisa istirahat, hingga kesulitan untuk buang air kecil.

Lambatnya penanganan Mashariq ini membuat konsumsi di Mina tidak terdistribusi dengan baik dan lancar. Selain itu adalah ketersediaan kasur yang tidak sesuai jumlah jemaah.

"Kita sudah sampaikan protes keras ke Mashariq terkait persoalan yang terjadi di Muzdalifah. Kita juga meminta agar tidak ada persoalan dalam penyediaan layanan di Mina," tegas Hilman.

Pihaknya menegaskan akan melakukan mengawalan, agar Mashariq bergerak lebih cepat dalam penyiapan layanan bagi jemaah haji.

Ia meminta agar Mashariq bertanggung jawab karena penyediaan layanan di Arafah - Muzdalifah - Mina (Armina) sepenuhnya menjadi kewajiban mereka sesuai MOU yang sudah di teken.

"Jadi di Armina, sepenuhnya penyediaan layanan dilakukan Mashariq. Karenanya, kita minta agar semua hak jemaah haji Indonesia bisa diberikan dengan baik," tegasnya.

Hilman minta Mashariq dapat mengambil keputusan cepat dalam mengantisipasi setiap potensi munculnya masalah. Sehingga, potensi yang ada bisa segera diselesaikan dan tidak merugikan jemaah.

"Mashariq tentu tahu kalau Indonesia adalah jemaah haji terbesar. Mestinya ada skema mitigasi yang lebih komprehensif dan cepat," pungkasnya. (Red)


Lebih baru Lebih lama