Pilu Banget! Mahasiswa Ini Putus Tulang Tenggorokannya Kena Kabel Optik Yang Menjuntai Di Jalan


Sultan Rif'at Alfatih Mahasiswa Semester VII Universitas Brawijaya

Kalimantan24.com-Seorang Mahasiswa semester VII Universitas Brawijaya bernama Sultan Rif'at Alfatih (20) kini hanya bisa makan melalui selang di hidungnya, setelah lebih dari 7 bulan terbujur di rumah sakit. 

Nasib malang itu nahas dia tanggung setelah mengalami kecelakaan di Jl Pangeran Antasari, Jakarta Selatan beberapa bulan lalu, akibat kabel fiber optik yg menjuntai dan nyangkut di sebuah mobil dan terlepas kemudian menjerat lehernya hingga tulang kerongkongnya putus.

Hal ini di ungkapkan oleh orang tuanya Sultan yaitu Fatih FH pada Awak Media, yang di kutip media ini Minggu, 30 Juli 2023.

Fatih FH mengatakan kejadian bermula pada tanggal 5/1/2023 di mana saat itu Sultan sedang libur kuliah dari Kampus Brawijaya Malang dan pulang ke rumah orang tuanya di Bintaro, Tangerang Selatan. 

Saat liburan itu Sultan dan teman-teman semasa SMA sedang  jalan-jalan ke Jakarta Selatan.

Saat itu bersama teman-temannya Sultan pergi sekitar pukul 22.00 WIB dan pada saat melintas di Jalan Pangeran Antasari, ada kabel fiber optik yang menjuntai yang menyebabkan arus lalu lintas tersendat. Mobil dan sepeda motor yg melintas melambatkan laju kendaraannya.

Menurut Fatih, saat melintas di lokasi kabel menjuntai Sultan yg mengendarai sepeda motor berada di belakang mobil jenis SUV. 

Tiba-tiba saja kabel fiber optik yang menjuntai itu tersangkut bagian atas mobil SUV yg melaju dan terlontar ke arah sepeda motor Sultan.

"Mobil itu kemungkinan tidak merasa ada kabel tersangkut karena besar, sehingga kabel itu ditarik terus sampai titik tertentu lepas. Begitu kabel terlepas, langsung mengenai leher anak saya, ibarat ketapel yang ditarik," ucap Fatih dengan suara lirih.

"Tulang tenggorokannya putus. Jadi tulang mudanya putus, lepas dari laring faring jakunnya itu, lalu saluran makan dan napas itu putus semuanya," kata Fatih 

Musibah yang menimpa Sultan tersebut membuat tulang tenggorokannya patah, dan ia harus menggunakan selang untuk makan dan minum. Hanya susu dan makanan cair yang menjadi asupannya. Kondisi ini mengakibatkan berat badan Sultan turun drastis.

"Postur anak saya tingginya 182 cm, dulu saat sehat dan belum terkena musibah berat badanya sekitar 65 kg, kini terus menyusut hingga tersisa sekitar 46 kilogram," ujar Fatih.

Fatih bukannya tanpa usaha mencari keadilan atas anaknya. Ia pun meminta pertanggungawaban dari PT Bali Tower selaku yang punya kable optik tersebut

Dalam perjuangannya untuk mempertahankan hidup, Sultan harus menjalani serangkaian operasi. Biaya pengobatan Sultan hingga sekarang mencapai 1,5 miliar rupiah.

Sayangnya, menurut Fatih, perusahaan penyedia kabel tersebut tampaknya mencoba untuk menghindari tanggung jawab mereka.

"Perusahaan seolah lepas tangan malah menunjuk pihak ketiga, padahal dulunya perusahaan mau tanggung jawab," ucap Fatih dengan nada penuh kekecewaan

Kisah Sultan bukan hanya sebuah tragedi pribadi, tetapi juga simbol dari permasalahan yang lebih besar tentang penegakan hukum dan pertanggungjawaban korporasi di Indonesia. 

Harapan Fatih FH dan Sultan sekarang adalah adanya pertanggungjawaban dari perusahaan yang bersangkutan dan perbaikan kebijakan terkait keselamatan publik.(red)
Lebih baru Lebih lama