TS Desa Resah Jelang Pilkada: Janji Paslon Tak Kunjung Terwujud

Mandailing Natal – Sebulan menjelang pesta demokrasi tingkat provinsi dan kabupaten/kota yang akan berlangsung pada 27 November 2024, tim sukses (TS) di berbagai wilayah mulai merasa resah. Para TS, yang berperan penting dalam menggaet simpatisan dan meyakinkan pemilih untuk mendukung pasangan calon (Paslon), sering kali dihadapkan pada situasi sulit, terutama di tingkat desa. Mereka menjadi garda terdepan dalam menyampaikan visi-misi Paslon dan menjalin komunikasi langsung dengan masyarakat.

Namun, di balik peran strategis yang mereka jalankan, tidak jarang TS tingkat desa harus berhadapan dengan janji-janji politik yang tidak terealisasi. Umar, seorang warga dari Kecamatan Panyabungan, Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara, mengungkapkan keresahannya. Menurutnya, TS sering kali menjadi korban janji manis Paslon dan tim pemenangan yang tak kunjung dipenuhi, terutama menjelang hari pemungutan suara.

"Saya pernah jadi TS di tingkat desa, tapi itu dulu. Janji manis disampaikan untuk pemilih, namun tidak ada realisasi. Akhirnya para TS yang ditagih oleh masyarakat, dianggap sudah menerima kontribusi dari Paslon," ujar Umar pada Selasa (22/10/2024).
Umar menceritakan pengalamannya saat menjadi TS. Beberapa hari menjelang pemilihan, ia sering kali didatangi pemilih yang menagih janji yang disampaikan melalui tim pemenangan Paslon. Namun, karena janji tersebut tidak pernah terwujud, Umar terpaksa mengungsi untuk menghindari tekanan dari masyarakat yang merasa kecewa.

"Para pemilih yang masuk data saya mengira kontribusi sudah sampai kepada saya, padahal nihil. Akhirnya, saya yang ditagih," jelasnya.

Selain itu, Umar menambahkan bahwa TS kerap tidak diberdayakan setelah Paslon yang mereka dukung memenangkan Pilkada. Mereka seperti "daun serai" dalam bahasa Mandailing, yang berperan penting saat masakan mulai dimasak, namun dibuang setelah tidak dibutuhkan lagi.

"TS itu tidak begitu penting ketika pesta usai, tapi sangat penting menjelang pesta. Wajar jika TS merasa resah, karena janji Paslon sering kali tidak terealisasi," kata Umar.

Ia juga menyampaikan pesan kepada para TS agar mempertimbangkan mandat yang mereka terima dengan bijaksana. Menurutnya, senggolan atau konflik antar-TS, baik di tim yang sama maupun berbeda, sering kali terjadi, namun pada akhirnya mereka harus tetap tinggal dan hidup bersama di desa yang sama setelah pesta demokrasi usai.

"Jaga sikap dan perasaan sesama TS, karena kita tetap akan bertemu setelah pesta usai. Ingat, kita adalah target dari pesta demokrasi ini, dan Paslon yang menang harus memperhatikan TS hingga ke tingkat terendah," tandasnya.

Dengan Pilkada yang semakin dekat, keresahan TS menjadi salah satu gambaran nyata dari dinamika politik di tingkat akar rumput. Janji-janji politik yang tak terpenuhi berpotensi menimbulkan ketidakpuasan dan bahkan konflik di antara masyarakat. Oleh karena itu, diharapkan Paslon dapat lebih bijak dalam menepati komitmen yang telah mereka sampaikan, terutama kepada para TS yang telah berperan penting dalam mensukseskan kampanye mereka.

Lebih baru Lebih lama