BANJARMASIN – Debat pamungkas Pilgub Kalimantan Selatan (Kalsel) menjadi momen penting bagi Acil Odah, calon gubernur perempuan yang telah lama menjadi sorotan. Dalam forum itu, Acil Odah tidak hanya menjawab berbagai pertanyaan substansial, tetapi juga dengan tegas menghadapi berbagai cercaan, hinaan, dan ujaran kebencian yang selama ini dialamatkan kepadanya.
Sejak mencalonkan diri sebagai gubernur, Acil Odah telah kenyang menerima diskriminasi dan provokasi, terutama karena dirinya adalah seorang perempuan. Namun, ia memilih untuk tidak membalas dengan kemarahan atau sikap reaktif. Sebaliknya, Acil Odah memanfaatkan panggung debat sebagai wadah produktif untuk membuktikan kualitas dan kapasitasnya sebagai pemimpin.
Melawan Fitnah dengan Elegansi
Dalam forum debat, Acil Odah dengan tegas menjawab berbagai tudingan dan fitnah yang selama ini beredar. Ia menyampaikan klarifikasi atas berbagai isu yang sengaja diglorifikasi oleh oknum tertentu untuk menjatuhkan dirinya. Tanpa meninggalkan kesantunan, Acil Odah membalikkan serangan dengan jawaban cerdas dan penuh data.
"Debat ini bukan hanya soal adu gagasan, tetapi juga kesempatan bagi saya untuk menunjukkan bahwa perempuan pun bisa berdiri tegak di panggung politik, melawan prasangka tanpa harus mengorbankan prinsip dan etika," ujarnya dalam salah satu segmen debat.
Closing Statement yang Menggetarkan
Momentum emosional tercipta ketika Acil Odah menyampaikan closing statement-nya. Dengan suara yang tegas namun penuh kelembutan, ia menekankan pentingnya politik berbasis kualitas dan komitmen, bukan sekadar gimmick atau kepalsuan.
"Sebagai perempuan, saya memilih untuk menawarkan kapasitas dan komitmen yang tulus kepada Banua ini. Bukan sekadar politik simbolis yang indah di luar tetapi kosong di dalam," katanya.
Pernyataan itu berhasil menyentuh hati banyak orang, terutama kaum perempuan yang hadir dan menyaksikan debat melalui berbagai platform. Beberapa di antaranya bahkan meneteskan air mata karena merasa terwakili oleh keberanian dan keteguhan Acil Odah.
Mendapat Simpati Publik
Sikap Acil Odah yang konsisten melawan fitnah dengan produktivitas mendapat apresiasi luas. Banyak pihak menilai keberanian dan elegansinya di panggung debat menghapus keraguan atas kemampuannya memimpin Kalsel.
"Saya terharu melihat keberanian Acil Odah. Beliau benar-benar menunjukkan bahwa perempuan juga bisa menjadi pemimpin yang tangguh dan berintegritas," ungkap Nurhayati, salah seorang warga Banjarmasin yang menyaksikan debat.
Komitmen untuk Banua
Acil Odah menutup debat dengan harapan agar masyarakat Kalsel memilih pemimpin berdasarkan kualitas dan visi, bukan karena tekanan sosial atau politik semu. Ia mengajak masyarakat untuk bersama-sama membangun Banua dengan nilai-nilai keadilan dan kesetaraan.
"Pilihan ada di tangan masyarakat. Tapi saya yakin, ketika kita memilih dengan hati dan pikiran yang jernih, masa depan Banua akan jauh lebih baik," pungkasnya.
Debat pamungkas ini menjadi titik balik penting bagi perjalanan politik Acil Odah, sekaligus menegaskan posisinya sebagai figur pemimpin yang tak hanya tangguh, tetapi juga menginspirasi.
Editor : Agus MR