Kontroversi Pelatihan Wartawan Medco E&P di Aceh Timur, Terkesan Pilih Kasih dalam Pemilihan Peserta

Aceh Timur -- Pelatihan tahunan bagi wartawan yang diselenggarakan oleh Medco E&P Malaka, perusahaan pengeboran minyak dan gas yang beroperasi di Desa Blang Nisam, Kecamatan Indra Makmur, Kabupaten Aceh Timur, memicu kontroversi di kalangan awak media setempat. Beberapa wartawan merasa kebijakan perusahaan dalam memilih peserta terkesan pilih kasih, terutama terkait pembatasan jumlah peserta dari tiap organisasi berdasarkan "umur" organisasi tersebut. Rabu,  (13/11/2024)

Seorang wartawan yang ikut dalam pelatihan ini, yang dihubungi via telepon pada pukul 11:30 WIB, mengungkapkan bahwa dirinya dan beberapa rekan sedang dalam perjalanan ke Medan untuk menghadiri kegiatan tersebut. “Kami dalam perjalanan ke Medan untuk memenuhi undangan pihak Medco E&P Malaka,” ujar salah seorang ketua organisasi wartawan di Aceh Timur yang enggan disebutkan namanya.

Kebijakan Pembatasan Jumlah Peserta Berdasarkan "Umur" Organisasi

Kontroversi mulai muncul ketika seorang jurnalis mencoba mengonfirmasi kebijakan Medco E&P yang membatasi jumlah perwakilan dari setiap organisasi. Dalam percakapan yang berlangsung pukul 12:00 WIB via telepon seluler, Humas Medco yang dikenal dengan inisial Hs menjelaskan bahwa jumlah peserta yang diundang berbeda-beda untuk tiap organisasi. "Ada yang diundang dua orang, ada juga yang hanya satu perwakilan,” ujar Hs.
Saat ditanya alasan di balik kebijakan tersebut, Hs menjelaskan, “Karena umur organisasi kan ada yang baru dan ada yang lama.” Pernyataan ini menimbulkan spekulasi bahwa Medco E&P Malaka memprioritaskan organisasi yang lebih lama berdiri, sementara organisasi yang lebih baru mendapat kuota lebih sedikit atau bahkan tidak diundang.

Ancaman dari Humas Medco Setelah Konfirmasi Pers

Ketika pihak media mencoba mengonfirmasi kembali mengenai perbedaan jumlah peserta ini, Humas Medco tiba-tiba menghubungi jurnalis tersebut dengan nada keras. Pihak Medco tampak tidak senang atas tindakan wartawan yang merekam percakapan konfirmasi sebelumnya. "Kamu minta izin sama siapa merekam percakapan saya? Saya laporkan kamu ke polisi nanti,” ujar Hs dengan nada geram.

Ancaman ini mengejutkan beberapa wartawan yang merasa bahwa Medco E&P sebagai perusahaan besar seharusnya memberikan kebebasan kepada pers untuk mencari informasi yang jelas dan transparan. Ancaman tersebut dinilai sebagai upaya menghalangi kebebasan pers dan mendapatkan penjelasan yang lebih mendalam mengenai kebijakan yang diambil oleh perusahaan.

Respons dari Komunitas Wartawan Aceh Timur

Beberapa organisasi wartawan di Aceh Timur menyatakan kekecewaannya terhadap kebijakan Medco E&P Malaka dalam memilih peserta pelatihan. Mereka menilai bahwa perusahaan seharusnya menerapkan prinsip kesetaraan dan transparansi, serta menghormati semua organisasi wartawan tanpa membedakan umur atau status organisasi.

Kontroversi ini diharapkan menjadi perhatian bagi Medco E&P Malaka dan perusahaan besar lainnya untuk lebih memperhatikan prinsip kesetaraan dalam pelibatan komunitas lokal, termasuk kalangan jurnalis yang turut memberikan kontribusi dalam penyebaran informasi di wilayah Aceh Timur.

Penulis : Saiful
Editor    : Lukman Hakim SH 

Lebih baru Lebih lama