Kades Julpani dan Warga Tiwingan Lama Sukses Kembangkan Sasirangan Pewarna Alam, Oleh-Oleh Khas Desa Wisata Dewi Tilam

Aranio, Banjar, Kalsel – Program Pemberdayaan Masyarakat Desapreneur ECOSALAM resmi ditutup setelah berjalan selama tiga bulan dengan sukses mencetak produk unggulan berupa kain Sasirangan pewarna alam, yang menjadi oleh-oleh khas dari Desa Wisata Tiwingan Lama (Dewi Tilam). Acara penutupan ini dilaksanakan di Balai Desa Tiwingan Lama pada Selasa pagi, 17 Desember 2024, dihadiri oleh berbagai pihak terkait termasuk Kepala Desa Tiwingan Lama, Julpani, dan perwakilan dari Yayasan Borneo Urban Lab serta CSR PLN Peduli Kalimantan Selatan.

Program ini merupakan hasil kerja sama antara Yayasan Borneo Urban Lab, lembaga non-profit yang fokus pada isu perkotaan dan masyarakat, dengan Corporate Social Responsibility (CSR) PLN Peduli. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas masyarakat Desa Tiwingan Lama dalam mendukung pengembangan pariwisata dan Geopark Meratus, serta mendorong ekonomi kreatif berbasis kearifan lokal.
Ketua Yayasan Borneo Urban Lab, Kesuma Anugerah Yanti, menyampaikan apresiasi atas antusiasme peserta selama program berlangsung. “Kegiatan ini ditutup dengan pameran hasil produk Sasirangan pewarna alam, yang merupakan karya warga Tiwingan Lama. Kami berharap dukungan dari berbagai pihak untuk mendukung keberlanjutan program ini dan pariwisata Dewi Tilam,” ungkapnya.

Produk Sasirangan pewarna alam yang dihasilkan selama pelatihan memanfaatkan bahan-bahan alami seperti daun dan kayu yang tumbuh di Desa Tiwingan Lama. Proses ini tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga mencerminkan kearifan lokal yang berpotensi besar menarik minat wisatawan yang berkunjung ke Tahura Sultan Adam dan kawasan Desa Wisata Dewi Tilam.

Kepala Desa Tiwingan Lama, Julpani, menyampaikan rasa syukur atas dukungan CSR PLN Peduli dalam program ini. “Alhamdulillah, pelatihan Sasirangan pewarna alam telah selesai. Kami ucapkan terima kasih kepada PLN Peduli yang telah mendukung warga kami. Namun, harapan kami, ini bukan hanya sekadar pelatihan. Para peserta harus mampu mengembangkan ilmu yang diperoleh dan menjadi pengusaha Sasirangan,” harapnya.

Julpani juga menekankan pentingnya dukungan dari berbagai instansi dan pihak lain untuk membantu permodalan bagi warga yang telah memiliki keterampilan. “Kami sangat berharap ada dukungan berkelanjutan dari instansi atau perusahaan lain. Dengan begitu, warga kami bisa memaksimalkan ilmu ini menjadi usaha yang berdampak pada peningkatan ekonomi warga Tiwingan Lama,” tambahnya.
Acara penutupan tersebut turut dimeriahkan dengan pameran produk Sasirangan pewarna alam yang menjadi bukti keberhasilan program pelatihan. Produk ini diyakini mampu menjadi salah satu daya tarik wisata serta oleh-oleh khas dari Desa Tiwingan Lama, yang semakin populer sebagai destinasi wisata di kawasan Geopark Meratus.

Dengan adanya program ini, diharapkan masyarakat Tiwingan Lama dapat mengembangkan potensi lokal menjadi peluang usaha yang berkelanjutan. Selain itu, kain Sasirangan pewarna alam diharapkan dapat menjadi ikon ekonomi kreatif yang memperkuat pariwisata dan membawa manfaat ekonomi bagi warga desa.

Penulis : Nor Ana
Editor    : Agus MR

Lebih baru Lebih lama