Mandailing Natal – Forum Mahasiswa Pemuda Bersatu (FMPB) Kabupaten Mandailing Natal yang terdiri dari organisasi PMII, HMI, GMNI, dan Sapma PP menggelar aksi demonstrasi di halaman Mapolres Mandailing Natal, Jumat (17/01). Aksi ini dilakukan sebagai bentuk penolakan terhadap aktivitas Penambangan Tanpa Izin (PETI) yang semakin marak di wilayah Kotanopan.
Dalam orasinya, FMPB Madina dengan tegas menolak keberadaan PETI yang dinilai merusak lingkungan dan mengancam kelestarian alam. Ketua Sapma PP Madina, Sarqawi, menyatakan kekecewaannya terhadap tindakan aparat yang dinilai tidak konsisten dalam menangani PETI. "Penindakan yang dilakukan Kapolres Madina pagi tadi dengan membakar camp PETI memang langkah nyata, tetapi hal ini juga pernah dilakukan beberapa bulan lalu tanpa hasil yang berkelanjutan," ujarnya.
Dalam aksinya, FMPB Bersatu meminta Kapolres Madina, AKBP Arie Sofandi Paloh, SH, S.I.K., untuk menemui para demonstran di depan gerbang Mapolres. Permintaan tersebut dipenuhi oleh Kapolres yang langsung menemui massa dan memberikan penjelasan terkait komitmen Polres Madina dalam memberantas PETI.
“Mulai hari ini, kita sama-sama setuju tidak ada lagi PETI di Kabupaten Mandailing Natal,” tegas Kapolres Madina di hadapan massa aksi. Ia juga menambahkan bahwa pihaknya akan terus bekerja keras dan berupaya untuk menciptakan Mandailing Natal yang bebas dari aktivitas ilegal seperti PETI.
Aksi FMPB Bersatu ini merupakan bentuk keprihatinan terhadap dampak negatif PETI yang merusak ekosistem serta mengancam keberlangsungan hidup masyarakat. Dengan pernyataan tegas Kapolres Madina, diharapkan langkah konkret dalam memberantas PETI dapat segera terwujud untuk menciptakan lingkungan yang lebih baik di Kabupaten Mandailing Natal.
(Magrifatulloh)