Muara Enim, Sumsel – Warga Desa Keban Agung, Kecamatan Lawang Kidul, Kabupaten Muaraenim, Sumatera Selatan, mengeluhkan sulitnya mendapatkan pasokan air bersih dari PDAM Lematang Enim. Masalah ini telah berlangsung selama tiga bulan terakhir, membuat masyarakat semakin geram.
Leni Jayanti (35), warga RT 29B Perum Tiga Putri, menyampaikan bahwa pasokan air yang sebelumnya mengalir dua hari sekali kini semakin tidak menentu. “Dulu air hidup dua hari sekali, tapi sekarang seminggu sekali pun jarang. Bahkan pernah tidak hidup selama 10 hari,” ujar Leni, Minggu (26/1/2025).
Ia juga mengungkapkan bahwa petugas PDAM selalu berdalih dengan alasan alat rusak setiap kali warga mengajukan keluhan. “Hari ini katanya rusak alat ini, besok rusak alat lain. Alasan mereka selalu sama, tapi tidak ada solusi. Sudah tiga bulan kami bosan mendengar alasan-alasan tersebut,” tambahnya.
Warga Harus Beli Air Bersih
Nova, warga lainnya, mengaku terpaksa membeli air bersih untuk kebutuhan sehari-hari karena air dari PDAM tidak mengalir. Ia berharap ada solusi konkret, seperti pendistribusian air melalui mobil tangki.
“Kalau PDAM tahu ada kerusakan, minimal mereka distribusikan air bersih pakai mobil tangki. Kami sangat membutuhkan air untuk MCK dan memasak. Tapi sampai sekarang tidak ada solusi. Di daerah lain air bisa mengalir, hanya di tempat kami yang begini,” keluh Nova.
Ia juga menyebut, jika situasi ini terus berlangsung, warga akan kembali mendatangi kantor PDAM untuk menuntut perbaikan layanan. “Kami sudah beberapa kali datang ke PDAM, tapi tidak ada perubahan. Kalau begini terus, kami akan ramai-ramai ke sana lagi. Kami butuh air untuk kebutuhan dasar, bahkan untuk BAB saja sulit. Harus bagaimana kami hidup?” ujarnya dengan nada emosi.
Respons PDAM: Alat Rusak dan Mobil Tangki Tidak Memadai
Menanggapi keluhan warga, Ari, Kepala Cabang PDAM Lematang Enim Tanjung Enim, mengakui adanya kendala teknis yang menyebabkan terganggunya distribusi air bersih di wilayah tersebut.
“Masalah ini terjadi karena alat distribusi kami mengalami kerusakan. Untuk mendistribusikan air menggunakan mobil tangki, kami terkendala karena di Tanjung Enim tidak ada mobil tangki yang berfungsi. Mobil tangki yang kami miliki sudah rusak lebih dari 10 tahun dan belum ada pengganti,” ungkap Ari.
Ia menambahkan bahwa satu-satunya mobil tangki air milik PDAM berada di Muaraenim, sehingga sulit memenuhi kebutuhan warga Keban Agung.
Harapan Warga dan Desakan Solusi
Warga berharap PDAM segera memperbaiki infrastruktur dan menyediakan alternatif solusi untuk memenuhi kebutuhan air bersih, terutama dengan mendistribusikan air menggunakan mobil tangki.
“Kami hanya ingin pelayanan yang layak, karena kami sudah membayar tagihan setiap bulan. Kalau tidak ada perubahan, kami akan terus menuntut hak kami,” tegas Nova.
Masalah ini menjadi perhatian serius, mengingat air bersih merupakan kebutuhan dasar yang harus dipenuhi. Warga berharap pihak terkait segera turun tangan untuk menyelesaikan persoalan ini sebelum situasi semakin memanas. ( Firman )